BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lembaga keuangan internasional
didirikan untuk menangani atau mengatasi masalah-masalah keuangan yang bersifat
internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya. Pemberian
bantuan yang dilakukan oleh lembaga keuangan internasional dapat bersifat lunak
yang berarti dengan suku bunga yang rendah dan jangka waktu pengembaliannya
relatif panjang. Kemudian bantuan internasional juga dilakukan dengan tujuan
komersil, yang biasanya dilakukan oleh lembaga keuangan internasional swasta.
Ada
beberapa lembaga keuangan internasional yang penting kaitannya dengan lembaga
perbankan di Indonesia, walaupun secara umum peranan dari lembaga keuangan
internasional tersebut lebih banyak dirasakan dalam sektor pemerintahan, namun
dapat dilihat bagaimana sektor swasta (perbankan) dapat pula merasakan
pentingnya peranan yang dimainkan melalui lembaga-lembaga tersebut. Mungkin
banyak sekali kita mengenal lembaga keuangan internasional yang sangat
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Akan tetapi, dalam pembahasan kali
ini yang lebih ditekankan atau dibahas adalah lembaga keuangan internasional
“Bank Dunia”.
Bagi lembaga keuangan dan
perbankan di Indonesia peranan Bank Dunia tidak secara langsung mempengaruhi
operasional perbankan, namun efek sampingan yang timbul dari operasional
lembaga tersebut perlu diketahui dan diperhatikan mengingat dampaknya yang
begitu besar pada perekonomian, yang pada gilirannya mempengaruhi juga
operasional lembaga keuangan dan perbankan tersebut.
Dalam
pembahasan ini akan diuraikan secara dengan jelas bagaimana peranan lembaga
keuangan internasional bank dunia, tujuan dan bagaimana dampak dari lembaga
keuangan internasional bank dunia terhadap perekonomian Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Bank Dunia?
2.
Bagaiman sejarah Bank Dunia?
3.
Siapa yang menjalankan operasi perusahaan Bank Dunia?
4.
Apa tujuan dibentuknya Bank Dunia?
5.
Apakah fungsi Bank Dunia?
6.
Apa sajakah peran Bank Dunia?
7.
Bagaimana hubungan antara Bank Dunia dan PBB?
8.
Apa kriteria dasar membuat keputusan dalam memberikan
pinjaman?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui yang dimaksud dengan Bank Dunia.
2.
Mengetahui sejarah Bank Dunia.
3.
Mengetahui yang menjalankan operasi perusahaan Bank Dunia.
4.
Mengetaui Tujuan dibentuknya Bank Dunia.
5.
Mengetahu fungsi dari Bank Dunia.
6.
Mengetahui Peran dari Bank Dunia.
7.
Mengetahui hubungan antara Bank Dunia dan PBB.
8.
Mengetahui kriteria dasar membuat keputusan dalam memberikan
pinjaman.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bank Dunia
Bank dunia adalah Lembaga Keuangan Internasional yang memiliki perwakilan
hampir di setiap negara khususnya negara-negara berkembang. Berbicara mengenai
Bank Dunia berarti akan menggambarkan sebuah lembaga keuangan internasional
yang memberikan pinjaman ke negara-negara berkembang untuk program permodalan. Bank Dunia didirikan dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah
internasional terutama yang berkaitan dengan masalah moneter dan keuangan
laainnya. Kegiatan utamanya pada
waktu itu lebih difokuskan untuk membantu proses rekontruksi bagi Negara-negara
yang menderita karena Perang Dunia II. Bantuan bank dunia selanjutnya dialihkan
kepada pemberian bantuan pinjaman dalam rangka membantu negara-negara
berkembang menjadi anggota bank dunia. Pinjaman yang dibiayai oleh Bank Dunia
hanya ditujukan untuk proyek-proyek yang produktif.
Dana
untuk itu berasal dari modal Bank Dunia sendiri, yang terdiri dari konstribusi
pemerintah negara-negara asing dan melalui mobilisasi modal swasta. Modal saham
Bank Dunia disusun sedemikian rupa sehingga setiap resiko dalam melaksanakan
kegiatannya dibebankan kepada negara-negara asingnya dengan berdasarkan
kekuatan ekonomi mereka masing-masing. Bank dunia juga merupakan organisasi
antarpemerintahan (intergovermental) yang mendasarkan pada pasar-pasar modal di
dunia untuk sumber keuangannya.
World Bank Group terdiri dari lima organisasi, yaitu:
1.
IBRD (International Bank for
Reconstruction and Development)
2.
IDA (International Development
Association)
3.
IFC (International Finance Corporation)
4.
MIGA (Multilateral Investment Guarantee
Agency)
5.
ICSID (International Center for the
Settlement of Investment Disputes)
B.
Sejarah Bank Dunia
Pada
awal perang dunia II ahli-ahli keuangan dan gabungan beberapa negara,
menganggap bahwa setelah Perang Dunia II akan membawa pengaruh akan adanya
kebutuhan atas peraturan peraturan mengenai kerja sama internasional untuk
memecahkan masalah dalam hal moneter dan permasalahan-permasalahan keuangan
lainnya.
Bank Dunia didirkan pada 27 Desember 1945
setelah ratifikasi internasional mengenai perjanjian yang dicapai pada
konferensi yang berlangsung pada 1 Juli–22 Juli 1944 di kota Bretton Woods.
Konferensi itu diikuti oleh delegasi dari 44 negara, namun yang paling berperan
dalam negosiasi pembentukan Bank Dunia adalah AS dan Inggris, USA pada
konferensi itu dicanangkan Anggaran Dasar yaitu dengan terbentuknya dua Lembaga
keuangan Internasional:
1.
IMF (International Montary Fund)
2.
IBRD (International Bank For Reconstruction and Development)
kemudian lebih dikenal Word Bank.
Fasilitas
kredit yang diberikan oleh Bank Dunia pertama kali dilaksanakan tahun 1947 dan
berjumlah U$ 500 juta untuk Program Rekonstruksi diempat Negara Eropa. Semula
sumber sumber yang dimiliki oleh Bank dunia ditunjukan untuk membantu proses
terkonstruksi bagi negara-negara yang menderita karena perang. Dengan kemajuan
Marshall Plan dari Amerika Serikat pada tahun 1948 Bank Dunia mengalihkan
usaha-usahanya terutama ditunjukan untuk kegiatan pembangunan. Sejak tahun
1960-an, pemberian pinjaman difokuskan kepada negara-negara non-Eropa untuk
membiayai proyek-proyek yang bisa menghasilkan uang, supaya negara yang
bersangkutan bisa membayar kembali hutangnya. Pada Era 1968-1980, pinjaman Bank
Dunia banyak dikucurkan kepada negara-negara Dunia Ketiga, dengan tujuan ideal
untuk mengentaskan kemiskinan di negara-negara tersebut.
C.
Yang Menjalankan Operasi Perusahaan Bank Dunia
Seluruh
kekuasaan Bank dunia berara di bawah Dewan Komisaris yang terdiri dari para
komisaris yang mewakili negara anggota (masing-masing negara anggota
menunjukkan satu orang kombisarisnya). Dewan Komisaris bertemu satu tahun
sekali dan dapat mengirimkan suaranya melalui surat atau kawan kecuali
kekuasaan tertentu yang di tentukan secara spesifik dalam anggaran dasarseperti
keputusan keanggotaan, alokasi pendapatan bersih dan perubahan perubahan dalam
modal saham ; Dewan komisaris menyerahkan kekuasaannya kepada Dewan Direksi (Board
of Dirater) yang melaksanakan tugas-tugas mereka secara penuh pada markas
besar Bank Dunia di Washingron D. C. Umumnya para direksi mengadakan pertemuan
seminggu sekali 5 dari direksi ditunjuk olehh 5 pemegang saham terbesar, dan
lainnya (15 orang direksi dipilih oleh negara anggota lainnya).
Setiap pemilihan suara yang diberikan oleh
Direksi merupakan jumlah dari suatu yang berikan negara anggota yang
diwakilinya. Pemilihan suara dari setiap direksi itu kemudian diberi bobot
(urighted). Para direksi memilih Direktur
Utama dari Bank dunia berdasarkan keputusan dari para direktur atas
beberapa pertanyaan menganai kebijakan Bank Dunia dinilai mampu untuk
melaksanakan usaha dan mengurus organisasi Bank Dunia menunjukan dan
memberhentikan para pegawai, Offcer, dan Staff. Hanya Direktur Utama yang dapat
mengusulkan fasilitas kredityang akan diberikan.
Kebijakan secara luas diputuskan oleh
Direktur pelaksana berdasarkan batasan-batasan dari anggraran Dasar. Kebijakan
bank merupakan proses yang mengalami perubahan secara perlahann-lahan. Anggaran
dasar secara umum memberikan kelonggaran kepada bank untuk menjalankan
operasinya, sehingga dapat dapat menyesuaikan kebijkan tersebut terhadap
kenyataan di dunia yang selalu berubah. Biasanya analisis yang terperinci
mengenai setiap perubahan kebijakan, di kemukakan oleh Direktur Utama Bank
Dunia kepada Para Direktur pelaksana untuk dipertimbangkan dan diputuskan.
D.
Tujuan Bank Dunia
Pada awalnya tujuan bank dunia adalah untuk membantu proses rekonstruksi
Negara-negara yang menderita kerugian akibat perang. Seiring dengan berjalannya
waktu Negara-negara yang mengalami peperangan semakin berkurang drastis
jumlahnya akibatnya kebutuhan akan rekontruksi pasca perang pun semakin sedikit
pula jumlahnya. Oleh sebab itu, Bank Dunia kemudian menggeser fokusnya ke arah
pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan
publik, terutama di negara-negara dunia ketiga yang tidak lain tertinggal dari
negara maju. Namun tujuan rekonstruksi pasca perang juga tidak dihilangkan.
Bank Dunia didirikan untuk
memecahkan masalah internasional terutama yang berkaitan dengan masalah moneter
dan keuangan lainnya. Bank Dunia secara umum bertujuan untuk mengurangi tingkat
kemiskinan di dalam suatu Negara. Apabila kita lihat dengan lebih spesifik Bank
Dunia memiliki tujuan lain yang diantaranya adalah untuk membantu rekonstruksi
dan pembangunan di daerah anggota dengan cara memfasilitasi investasi modal
untuk tujuan produktif, termasuk pemulihan kembali ekonomi yang hancur atau
rusak karena perang, perubahan kembali fasilitas-fasilitas produktif yang
dibutuhkan untuk usaha damai dan dorongan pembagnunan untuk fasiltas produktif
dan sumber-sumber di negara-negara miskin.
Tujuan berikutnya adalah untuk
mendorong investasi swasta luar negeri lewat jaminan atau partisipasi dalam
pemberian pinjaman dan investasi lainnya oleh investor swasta; dan ketika modal
swasta tidak tersedia dalam syarat-syarat yang wajar, sebagai tambahan
investasi swasta dengan menyediakan, berdasarkan persyaratan yang cocok,
membiayai untuk tujuan-tujuan produktif di luar dari modal mereka sendiri,
pengumpulan dan oleh sumber-sumber sendiri maupun sumber lainnya. Bank dunia
juga mendorong keseimbangan perkembangan jangka panjang perdagangan
internasional dan untuk mempertahankan keseimbangan saldo pembayaran dengan
mendorong investasi internasional untuk kemajuan sumber-sumber produktif para
anggota, dengan cara membantu menaikkan produktivitas, standar kehidupan dan
keadaan buruh di daerah mereka.
Melalui bank dunia di susun pula
pinjaman-pinjaman yang dibuat atau dijamin olehnya dalam hubungannya dengan
pinjaman internasional melalui sumber lainnya sehingga dapat lebih berguna dana
proyek-proyek yang mendesak, besar ataupun kecil, dapat diatasi segera. Selain
itu bank dunia juga menjalankan kegiatannya dengan dasar untuk mempengaruhi
investasi internasional dalam persyaratan bisinis di dalam daerah anggota.
Selain itu ada beberpa tujuan Bank Dunia Sebagai Berikut :
1.
Untuk membantu rekonstruksi dan pembangunan di daerah anggota
dengan cara memfasilitasi investasi modal untuk tujuan produktif, termasuk
pemulihan kembali ekonomi yang hancur atau rusak karena perang, perubahan
kembali fasilitas-fasilitas produktif yang dibutuhkan untuk usaha damai dan
dorongan pembanunan untuk fasiltas produktif dan sumber-sumber di negara-negara
miskin.
2.
Untuk mendorong investasi swasta luarnegeri lewat jaminan
atau partisipasi dalam pemberian pinjaman dan investasi lainnya oleh investor
swasta; dan ketika modal swasta tidak tersedia dalam syarat-syarat yang wajar,
sebagai tambahan investasi swasta dengan menyediakan, berdasarkan persyaratan
yang cocok, membiayai untuk tujuan-tujuan produktif di luar dari modal mereka
sendiri, pengumpulan dan oleh sumber-sumber sendiri maupun sumber lainnya.
3.
Untuk mendorong keseimbangan perkembangan jangka panjang
perdagangan internasional dan untuk mempertahankan keseimbangan saldo
pembayaran dengan mendorong investasi internasional untuk kemajuan
sumber-sumber produktif para anggota, dengan cara membantu menaikkan
produktivitas, standar kehidupan dan keadaan buruh di daerah mereka.
4.
Untuk meyusun pinjaman-pinjaman yang dibuat atau dijamin
olehnya dalam hubungannya dengan pinjaman internasional melalui sumber lainnya
sehingga dapat lebih berguna dna proyek-proyek yang mendesak, besar ataupun
kecil, dapat diatasi segera.
5.
Untuk menjalankan kegiatannya dengan dasar untuk mempengaruhi
investasi internasional dalam persyaratan bisinis di dalam daerah anggota dan,
dalam tahun tahun setelah perang, untuk membantu membuat masa transisi dari
suasana perang ke keadaan ekonomi yang damai.
E.
Fungsi Bank Dunia
Bank dunia berfungsi untuk mengurangi serta
menghilangkan kemiskinan di negara-negara terkait. Aktivitas Bank Dunia saat
ini difokuskan dalam bidang seperti pendidikan, pertanian dan industri. Bank
Dunia memberi pinjaman dengan tarif preferensial kepada negara-negara anggota
yang sedang dalam kesusahan. Sebagai balasannya, pihak Bank juga meminta bahwa
langkah-langkah ekonomi perlu ditempuh agar misalnya, tindak korupsi dapat
dibatasi atau dengan dikembangkannya demokrasi.
Tugas prinsip dari Bank Dunia saat ini adalah memberikan
pinjaman untuk proyek-proyek produktif demi pertumbuhan ekonomi di
negara-negara sedang berkembang yang menjadi anggotanya. Sebanyak kira-kira US
$ 2,4 milyar telah diberikan oleh Bank Dunia untuk proyek-proyek pembangunan di
Eropa, Australia dan New Zeland selama 23 tahun terakhir ini (dari data tahun
1970, sebanyak US $ 1,9 milyar untuk 28 Negara Afrika, US $ 4,3 milyar untuk 16
negara Asia dan US $ 3,8 milyar untuk 22 negara-negara bagian Amerika Serikat
bagian barat). Pinjaman ini digunakan untuk industri pembangkit tenaga
listrik,pembangunan jalan, rel kereta api, pelabuhan-pelabuhan, pembangunan
saluran pipa gas alam, telekomunikasi, pertanian, industri, pengadaan
pendidikan dan dalam hal-hal tertentu ditunjukan untuk program pembangunan yang
lebih umum termasuk impor.
Bank Dunia memiliki dua keanggotaan yaitu :
1.
IFC (International Finance Corporation) yang memulai
kegiatannya pada tahun 1956
2.
IDA (International Development Association) yang memulai
kegiatannya pada tahun 1960.
Kedua lembaga ini
dan Bank Dunia membentuk kelompok Bank Dunia (World Bank Group).
Keanggotaan dari Bank Dunia merupakan
persyaratan keanggotaan IFC (yang kegiatannya ditujukan untuk sektor swasta di
negara-negara berkembang) dan keanggotaan IDA (yang kegiatannya ditunjukan
untuk sektor yang sama dengan kebijakan dan sesuai dengn Bank Dunia. Namun
bantuan yang diberikan hanya ditujukan untuk negara-negara miskin, dengan
syarat-syarat yang lebih mudah dari pada pinjaman-pinjaman yang bisa diberikan
oleh Bank Dunia. Bank Dunia juga mensponsori International Center The Satlenses
Invesment Development (ICSID).
F.
Peran Bank Dunia
1.
Peran Bank
Dunia Secara Global
Bank dunia memiliki dampak yang
sangat besar di dunia internasional melalui peran-peran yang telah di
tunjukkannya di pentas dunia. Dari awal dibentuknya Bank Dunia telah memiliki
peranan yang sangat besar dalam membantu negara-negara korban perang, terutama
di wilayah Eropa, untuk segera merekonstruksi infrastruktur dan perekonomiannya
yang hancur pasca perang dunia kedua. Dengan berakhirnya perang dunia kedua
Bank Dunia memulai mentransformasikan peran baru sebagai lembaga pemberi
pinjaman uang berbunga rendah untuk negara-negara berkembang yang membutuhkan
untuk membangun kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan di Negara tersebut,
sebagaimana yang telah dijelaskan pada tujuan dan fungsi bank dunia.
Bergeraknya roda perekonomian
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu negara. Dengan roda
perekonomian yang terus bergerak positif, negara-negara dunia ketiga memiliki
sedikit harapan untuk menyusul atau setidaknya menyamai perekonomian di
negara-negara maju. Hal ini tentunya menjadi keinginan seluruh negara
berkembang, sehingga tidak mengherankan jika kemudian Bank Dunia menjadi suatu
alternative kuat demi terciptanya harapan tersebut.
Bank Dunia mendanai proyek-proyek
di berbagai negara untuk mengembangkan beberapa hal, seperti pembangunan
infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, pengentasan kemiskinan,
hingga lingkungan hidup. Bank Dunia seringkali memberikan bantuan dalam bentuk
dua hal sekaligus, dana pinjaman dan juga rekomendasi kebijakan, terutama
terkait kebijakan keuangan atau yang berhubungan dengan proyek yang didanai.
Pemilihan bank dunia sebagai
alternative pengembangan perekonomian khususnya Negara berkembang memang pada
kenyataannya terkadang juga malah menjadi suatu pisau bermata dua yang dapat
memajukan perekonomian melalui bantuannya atau malah membuat masalah-masalah
baru dari bantuan yang diberikannya tersebut. Namun juga tidak dapat di
pungkiri, Jika dilihat secara global, bantuan-bantuan dana kepada masing-masing
negara peminjam telah menjadi penyangga, sehingga perekonomian dunia menjadi
lebih stabil dan terkendali. Hal ini tentunya juga sesuai dengan tujuan keberadaan
dari Bank Dunia.
2.
Peran Bank
Dunia (World Bank) Bagi Perkembangan Perekonomian Indonesia
Bank Dunia telah banyak memberikan peranannya bagi situasi dan kondisi
perekonomian Indonesia. Bank Dunia mulai berperan sebagai lembaga pemberi
pinjaman bagi Indonesia pada saat awal masa pemerintahan Presiden Soeharto,
yaitu sekitar tahun 1968. Peranan bank dunia ini terlihat dari kinerjanya dalam
menjalankan tugas di Indonesia. Beberapa hal syang menjadi tugas bank dunia
untuk Indonesia pada saat itu antara lain yaitu
memimpin Forum CGI. Aggota CGI (Consultative Group meeting on Indonesia) adalah
33 negara dan lembaga-lembaga donor yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia.
CGI membantu pembangunan di Indonesia dengan cara memberikan pinjaman
uang serta bantuan teknik untuk menciptakan aturan-aturan pasar dan aktivitas
ekonomi liberal. Dalam hal ini, Bank Dunia bertugas menciptakan pasar yang kuat
bagi kepentingan negara-negara dan lembaga donor.
Tugas berikutnya Bank Dunia
adalah menyediakan hutang dalam jumlah besar, bekerjasama dengan Jepang dan ADB
(Asian Development Bank). Sebelum memberikan pinjaman, Bank Dunia menjajaki Indonesia dengan
memberikan bantuan teknis untuk identifikasi kebijakan makroekonomi, kebijakan
sektoral yang diperlukan, dan kebutuhan pendanaan yang kritis
Di masa-masa awal pemberian pinjaman. pinjaman yang diberikan oleh Bank
Dunia pada saat itu menggunakan skema IDA atau pinjaman tanpa bunga, dengan
jangka waktu pembayaran 35 tahun dengan masa tenggang 10 tahun. Pada masa-masa
awal tersebut, dana pinjaman dari Bank Dunia digunakan untuk pembangunan di
bidang pertanian, perhubungan, perindustrian, tenaga listrik, dan pembangunan
sosial. Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia berhasil menunjukkan performa
ekonomi yang memuaskan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen
per tahun, jauh lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara peminjam
yang lain. Oleh karena itu, sejak akhir dekade 70-an Indonesia sudah mulai
memperoleh pinjaman Bank Dunia yang konvensional atau dengan menggunakan skema
IBRD. Berbeda dari periode sebelumnya, pada dekade 80-an, pinjaman uang Bank
Dunia terlihat lebih terarah pada masalah deregulasi sektor keuangan, selain
masih tetap digunakan bagi pengembangan sektor- sektor sebagaimana yang telah
disebutkan sebelumnya.
Dana
hutang yang diberikan kepada Indonesia, antara lain dalam bentuk hutang proyek
dan hutang dana segar. Hutang proyek adalah hutang dalam bentuk fasilitas
berbelanja barang dan jasa secara kredit. Namun, sayangnya, hutang ini justru
menjadi alat bagi Bank Dunia untuk memasarkan barang dan jasa dari
negara-negara pemegang saham utama, seperti Amerika, Inggris, Jepang dan
lainnya kepada Indonesia. Untuk hutang dana segar bisa dicairkan bila Indonesia
menerima Program Penyesuaian Struktural (SAP). SAP mensyaratkan pemerintah
untuk melakukan perubahan kebijakan yang bentuknya, antara lain: swastanisasi
(Privatisasi) BUMN dan lembaga - lembaga pendidikan, deregulasi dan pembukaan
peluang bagi investor asing untuk memasuki semua sector, pengurangan subsidi
kebutuhan- kebutuhan pokok, seperti: beras, listrik, pupuk dan rokok serta
menaikkan tarif telepon dan pos, menaikkan harga bahan bakar (BBM). Tugas Bank
Dunia yang lain adalah mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan
privatisasi dan kebijakan yang memihak pada perusahaan-perusahaan besar.
Selain
itu, Bank Dunia memiliki Peran Negatif
peran di Indonesia. Setiap tindakan biasanya akan memiliki kosekuensi
yang memiliki dua sisi yang berlainan seperti baik-buruk, untung-rugi,
positif-negatif dan hasil-hasil lainnya. Begitu juga kosekuensi dari kerjasama
yang dilakukan Indonesia dengan Bank Dunia. Peranan yang diberikan bank dunia
bagi Indonesia dapat berdampak baik atau malah berdampak buruk dikemudian
harinya. Dampak negative dari peran bank dunia terlihat dari Besarnya jumlah
hutang (yang terus bertambah) membuat pemerintah juga harus terus
mengalokasikan dana APBN untuk membayar hutng dan bunganya.
Besarnya beban utang tidak saja
menguras sumber-sumber pendapatan negara, tetapi juga mengorbankan kepentingan
rakyat berupa pemotongan subsidi dan belanja daerah. oleh Karena itu, meski
Bank Dunia memiliki semboyan “working for a world free of poverty”, namun
meski telah lebih dari 60 tahun beroperasi di Indonesia, angka kemiskinan masih
tetap tinggi. Kerugian yang diderita Indonesia karena menerima pinjaman dari
Bank Dunia dapat terjadi di berbagai bidang, seperti di bidang ekonomi dan
politik. Kerugian yang di sebabakan world bank dalam bidang ekonomi yang
terjadi di Indonesia salah satunya adalah kehilangan hasil dari pengilangan
minyak dan penambangan mineral (karena diberikan untuk membayar hutang dan
karena proses pengilangan dan penambangan itu dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan transnational partner Bank Dunia). Kemudian jebakan
hutang yang semakin membesar, karena mayoritas hutang diberikan dengan konsesi
pembebasan pajak bagi perusahaan- perusahaan AS dan negara donor lainnya.
Hutang yang diberikan akhirnya kembali dinikmati negara donor karena Indonesia
harus membayar biaya konsultasi kepada para pakar asing, yang sebenarnya bisa
dilakukan oleh para ahli Indonesia sendiri. Hutang juga dipakai untuk membiayai
penelitian-penelitian yang tidak bermanfaat bagi Indonesia melalui
kerjasama-kerjasama dengan lembaga penelitian dan universitas-universitas.
Bahkan, sebagian hutang dipakai untuk membangun infrastuktur demi kepentingan
perusahaan-perusahaan asing, seperti membangun fasilitas pengeboran di ladang
minyak Caltex atau Exxon Mobil. Pembangunan infrastruktur itu dilakukan bukan
di bawah kontrol pemerintah Indonesia, tetapi langsung dilakukan oleh Caltex
dan Exxon.
Sedangkan untuk kerugian dalam
bidang politik terjadi karena keterikatan pada hutang membuat pemerintah
menjadi sangat bergantung kepada Bank Dunia dan mempengaruhi keputusan- keputusan
politik yang dibuat pemerintah. Pemerintah harus berkali-kali membuat
reformasi hukum yang sesuai dengan kepentingan Bank Dunia.
Bank Dunia sebagai salah satu
organ PBB mendapatkan mandat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
bangsa-bangsa. Namun Bank Dunia malah memfokuskan operasinya pada penguatan
pasar dan keuangan melalui ekspansi ekonomi perusahaan multinasional, dan
membiarkan Indonesia selalu berada dalam jeratan hutang tak berkesudahan.
Dari Penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa bank dunia memegang peranan
besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia baik dalam pembangunan maupun pasang surut
perekonomian nasional. Mulai dari pembangunan masa 1970-an hingga di era
reformasi yang menciptakan kebijakan-kebijakan baru, semuanya tidak terlepas
dari peran Bank Dunia.
G.
Hubungan Antara Bank Dunia Dan PBB
Perjanjian
resmi antara PBB dan Bank Dunia di tandatangani pada tanggal November 1947
Isinya mengenai kebebesan Bank Dunia untuk melaksanakan kegiatannya karena
salah satu anggotanya ada yang bukan anggota PBB, yaitu Republik Federal
Jerman. Bank Dunia memelihara hubungan yang sangat baik dengan PBB Bank Dunia
memililiki kantor di markas Besar PBB dengan para staf yang berugas
sebagai perantara PBB dan Bank Dunia misalnya memperhatikan atau menyusun
seluruh pertemuan antara PBB dan Bank Dunia Misalnya memperhatikan atau
menyusun seluruh pertemuan antara PBB dan Bank Dunia sehubungan dengan
kepentingan PBB terhadap Bank Dunia.
Direktur
Utama dari Bank Dunia adalah anggota dari Administration Commiter
coordination yang ketuanya adalah Sekretaris jendral PBB dan para
anggotanya adalah ketua dari badan-badan PBB Direktur Utama mengirimkan laporan
tahunan kepada United Nation Economics and Sosial Council. Bank Dunia
Juga Memiliki Hubungan dengan organisasi-organisasi dibawah naungan PBB
seperti, IMF, United Nation, UNDP, PAD, UNESCO.
H.
Kriteria Dasar Membuat Keputusan dalam Memberikan Pinjaman
Kecuali
dalam hal-hal khusus, pinjaman yang diberikan oleh Bank Dunia harus ditujukan
untuk proyek-proyek tertentu di negara anggota, atau di wilayah yang diawasi
oleh negaraanggota. Proyek yang dibayar harus layak, baik teknis maupun
ekonomis, dan merupakan salah satu prioritas utama bagi pembangunan ekonomi
sebuah negara. Proyek tersebut harus dikelola secara baik, dari sebelum
pelaksanaan sampai setelah proyek itu selesai. Harus ada jaminan yang dapat
dipercaya bahwa pinjaman akan dilunasi dan pinjaman tersebut tidak akan
merupakan beban bagi perekonomian negara peminjam. Bank Dunia juga harus yakin
bahwa negara peminjam yang prospektif tidak dapat memperoleh pembiayaan dengan
syarat-syarat yang wajar dari sumber-sumber yang lain.
1.
Negara yang Dapat Meminjam
Bank Dunia dapat
memberikan pinjaman kepada Pemerintah negara-negara anggota atau kepada Organisasi-organisasi
Pemerintah/ Swasta yang dijamin oleh pemerintah negara tempat proyek yang
dibiayai itu berada. Persyaratan jaminan ini tercantum dalam Anggaran dasar
Bank Dunia. Pinjaman yang diberikan oleh Bank Dunia umumnya meliputi sebagian
atau keseluruhan jumlah biaya-biaya dari proyek yang diusulkan dalam valuta
asing, namun dalam hal-hal tertentu dapat juga dalam mata uang lokal negara
yang bersangkutan.
2.
Kriteria yang Dijalankan Bank Dunia dalam Mengevaluasi
Pendayagunaan Dana suatu Negara
Bank Dunia secara
periodik mengirim misi ekonomi pada negara-negara anggotanya untuk melihat
kemajuan dan masalah-masalah pembangunan di negara tersebut dan
kebijakan-kebijakan perekonomiannya. Penilaian ini meliputi kebijakan
pemerintah mengenai perpajakan dan investasi, rencana pembangunan, pencapaian
target yang direncanakan, pola pengeluaran negara penggunaan bantuan luar
negeri, mobilisasi dan alokasi, sumber dana yang ada, pengembangan lembaga, dan
lain-lain. Bank Dunia dapat memberikan konsultasi dan saran-saran mengenai data
uang kebijakan kepada pemerintah suatu negara berdasarkan apa yang diperoleh
dari misi ekonomi yang bersangkutan.
3.
Proses Pengidentifikasian Proyek
Suatu negara
anggota dapat mengajukan usulan proyek pada
Bank Dunia
mengirimkan suatu misi untuk mengamati dan secara khusus untuk mengidaknya
bertindak memberikan yang sesuai. Perwakilan Bank Dunia di negara peminjam
valuta, namun tidak berbeda, dapat mengidentifikasikan proyek tersebut Proyek
dapat juga diidentifikasikan oleh Badan-badan PBB seperti UNPD, FA atau UNESCO
Informasi yang mendasar dari seluruh sektor perekonomian suatu negara, misalnya
Transportasi, Pertanian, Industri, dan lain-lain, sangat penting bagi proses
identifikasi proyek dan menentukan prioritas investasi. Bank Dunia mendorong
dilaksanakannya rencana-rencana Pemerintah atau Badan-badan yang bertanggung
jawab pada pembangunan sektoral.
BAB III
STUDI KASUS
A.
Masalah
World
Bank Dianggap sebagai Penyebab Krisis Global
Sejak Oktober 2008, Bank Dunia dikritik telah menyebabkan
krisis iklim, krisis financial dan krisis pangan. kritikan ini berasal dari
Sejumlah LSM antara lain Koalisi Anti Utang (KAU), Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (Walhi), Serikat Petani Indonesia (SPI), dan Solidaritas Perempuan (SP).
Kritikan ini sangat beralasan, karena telah diketahui bahwa Bank Dunia telah
membiayai proyek bernilai miliaran rupiah untuk membiayai industri ekstraktif
seperti batu bara, minyak, dan gas. Setiap tahun, utang milyaran dolar
digunakan untuk membiayai proyek yang menghancurkan lingkungan dan iklim.
Proyek itu menghancurkan lingkungan dan merupakan faktor utama penyebab krisis
iklim. proyek di industri ekstraktif tersebut antara lain pembangunan dam besar
dan pengembangan agrofuel. Disamping itu, utang tersebut dibayar lewat anggaran
publik, perusahaan transnasional mengeruk keuntungan dari proyek tersebut.
Bank Dunia adalah pemberi utang terbesar untuk industri ekstraktif di dunia, yang nilainya mencapai US$28 miliar dari 133 paket program sejak 1992. Skema utang baru Bank Dunia untuk perubahan iklim (climate investment fund) yang mencapai 5 miliar dollar AS dituding sebagai tidak lebih dari upaya untuk memanfaatkan krisis iklim demi keuntungan Bank Dunia. Selama 3 dekade World Bank menjadikan utang sebagai alat untuk mengintervensi kebijakan negara selatan termasuk Indonesia yang mendorong liberalisasi keuangan, ekstraksi kekayaan alam dan konsentarasi kekayaan pada segelintir orang serta penghisapan ekonomi negara selatan oleh negara utara dan perusahaan transnasional. Mendorong pola pembangunan neoliberal yang menyebabkan terjadinya krisis iklim, finansial dan pangan.
Sikap Dunia terhadap Skandal World Bank sebagai Penyebab Krisis Global. Sebuah sikap telah dilakukan Pemerintah India melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanannya. Bank Dunia tidak dapat membantu India untuk mengatasi perubahan iklim. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan India menyatakan menolak institusi yang menyediakan Dana Investasi Iklim bagi negara berkembang untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam penolakannya, menteri lingkungan itu mengatakan bahwa kementerian keuangan tidak tertarik untuk mendapatkan dana dari Bank Dunia dalam menghadapi perubahan iklim.
Bagi India, penolakan itu merupakan sikap kemandirian sebagaimana di setiap perundingan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di Ghana, India yang memimpin Kelompok G77 dan China menuntut negara-negara kaya, yang bertanggungjawab atas pelepasan terbesar gas rumah kaca di atmosfir, seharusnya langsung mentransferkan dana kepada negara-negara berkembang atau miskin yang terpengaruh. negara-negara kaya berkewajiban dalam transfer dana dan teknologi untuk membantu negara berkembang dan ini bukanlah dalam bentuk pinjaman.
Bank Dunia adalah pemberi utang terbesar untuk industri ekstraktif di dunia, yang nilainya mencapai US$28 miliar dari 133 paket program sejak 1992. Skema utang baru Bank Dunia untuk perubahan iklim (climate investment fund) yang mencapai 5 miliar dollar AS dituding sebagai tidak lebih dari upaya untuk memanfaatkan krisis iklim demi keuntungan Bank Dunia. Selama 3 dekade World Bank menjadikan utang sebagai alat untuk mengintervensi kebijakan negara selatan termasuk Indonesia yang mendorong liberalisasi keuangan, ekstraksi kekayaan alam dan konsentarasi kekayaan pada segelintir orang serta penghisapan ekonomi negara selatan oleh negara utara dan perusahaan transnasional. Mendorong pola pembangunan neoliberal yang menyebabkan terjadinya krisis iklim, finansial dan pangan.
Sikap Dunia terhadap Skandal World Bank sebagai Penyebab Krisis Global. Sebuah sikap telah dilakukan Pemerintah India melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanannya. Bank Dunia tidak dapat membantu India untuk mengatasi perubahan iklim. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan India menyatakan menolak institusi yang menyediakan Dana Investasi Iklim bagi negara berkembang untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam penolakannya, menteri lingkungan itu mengatakan bahwa kementerian keuangan tidak tertarik untuk mendapatkan dana dari Bank Dunia dalam menghadapi perubahan iklim.
Bagi India, penolakan itu merupakan sikap kemandirian sebagaimana di setiap perundingan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di Ghana, India yang memimpin Kelompok G77 dan China menuntut negara-negara kaya, yang bertanggungjawab atas pelepasan terbesar gas rumah kaca di atmosfir, seharusnya langsung mentransferkan dana kepada negara-negara berkembang atau miskin yang terpengaruh. negara-negara kaya berkewajiban dalam transfer dana dan teknologi untuk membantu negara berkembang dan ini bukanlah dalam bentuk pinjaman.
Krisis iklim menyebabkan banyak kerusakan di Negara
berkembang. Pertama, merusak produksi pertanian dan security food. Perubahan
iklim akan berdampak pada curah hujan, temperatur, dan ketersediaan air untuk
pertanian. Tanah-tanah pertanian akan mengalami gangguan dalam pasokan air,
sehingga produksi pertanian akan merosot. Daerah kering sub-Sahara Afrika,
misalnya, diperkirakan luasnya akan bertambah sebesar 60-90 juta hektar.
Kedua, kelangkaan air. Perubahan pola aliran air dan pencairan es akan meningkatkan ekologi stres yang akan mempengaruhi aliran air untuk irigasi dan ketersediaan air untuk penduduk. Pada tahun 2080 diperkirakan dunia mendapatkan tambahan 1,8 miliar orang yang kekurangan air. Sebaliknya, Asia Tengah dan Cina bagian utara dalam jangka pendek akan mengalami kenaikan aliran sungai akibat pencairan glaisser yang berkisar 10-15 meter di Pegunungan Himalaya.
Ketiga, hancurnya ekosistem dan keragaman hayati. Perubahan iklim juga akan mengubah sistem ekologi. Saat ini diperkirakan setengah dari terumbu karang dunia mengalami kerusakan (bleaching) akibat pemanasan global. Ekologi yang berbasis es seperti yang terdapat di kawasan Arctic dan Antartica akan mengalami dampak serius. Sebagian binatang dan tumbuhan mungkin dapat beradaptasi, namun cepatnya perubahan iklim ini membuat sebagian tidak dapat mengikuti perkembangan itu. Dengan peningkatan suhu pemanasan sebesar 3 derajat celcius, 20-30 persen spesies tanah akan mengalami kepunahan.
Pemberian pinjaman untuk membiayai proyek pencegahan dampak perubahan iklim adalah jebakan Bank Dunia agar Negara berkembang tetap terbelit utang. Bantuan yang ditujukan untuk menanggulangi dampak negatif perubahan iklim untuk negara berkembang sepantasnya dalam bentuk hibah, karena kelompok negara ini merupakan korban dari proyek pembangunan dan industri penyebab gas rumah kaca di negara-negara maju.
Dalam hal penyebab perubahan iklim AS dan Negara maju tercatat sebagai Negara yang paling rakus dalam penggunaan energy yang menjadi penyebab utama perubahan iklim sehingga menyebabkan pemanasan global. ekonomi pasar (liberal) yang mendorong model produksi yang tak henti-hentinya, telah mengubah sumber daya alam menjadi komoditi yang terus-menerus menciptakan permintaan baru merupakan penyebab utama meningkatnya konsumsi akan bahan-bahan bakar fosil di Negara maju.
Proyek utang yang dilakukan oleh World Bank tersebut, tidak hanya menyebabkan krisis iklim, proyek utang tersebut juga mendorong liberalisasi keuangan yang sekarang juga menjadi pemicu terjadinya krisis finansial terkini. kebijakan liberalisasi ekonomi yang mendorong penghapusan subsidi juga mengakibatkan terjadinya krisis pangan yang ditandai dengan naiknya harga-harga bahan pokok makanan. Tudingan lainnya yang muncul adalah Selama tiga dekade institusi keuangan internasional itu menjadikan utang sebagai alat untuk mengintervensi kebijakan negara selatan, termasuk Indonesia, yang mendorong liberalisasi keuangan, ekstraksi kekayaan alam, dan konsentrasi kekayaan kepada segelintir orang.
Kedua, kelangkaan air. Perubahan pola aliran air dan pencairan es akan meningkatkan ekologi stres yang akan mempengaruhi aliran air untuk irigasi dan ketersediaan air untuk penduduk. Pada tahun 2080 diperkirakan dunia mendapatkan tambahan 1,8 miliar orang yang kekurangan air. Sebaliknya, Asia Tengah dan Cina bagian utara dalam jangka pendek akan mengalami kenaikan aliran sungai akibat pencairan glaisser yang berkisar 10-15 meter di Pegunungan Himalaya.
Ketiga, hancurnya ekosistem dan keragaman hayati. Perubahan iklim juga akan mengubah sistem ekologi. Saat ini diperkirakan setengah dari terumbu karang dunia mengalami kerusakan (bleaching) akibat pemanasan global. Ekologi yang berbasis es seperti yang terdapat di kawasan Arctic dan Antartica akan mengalami dampak serius. Sebagian binatang dan tumbuhan mungkin dapat beradaptasi, namun cepatnya perubahan iklim ini membuat sebagian tidak dapat mengikuti perkembangan itu. Dengan peningkatan suhu pemanasan sebesar 3 derajat celcius, 20-30 persen spesies tanah akan mengalami kepunahan.
Pemberian pinjaman untuk membiayai proyek pencegahan dampak perubahan iklim adalah jebakan Bank Dunia agar Negara berkembang tetap terbelit utang. Bantuan yang ditujukan untuk menanggulangi dampak negatif perubahan iklim untuk negara berkembang sepantasnya dalam bentuk hibah, karena kelompok negara ini merupakan korban dari proyek pembangunan dan industri penyebab gas rumah kaca di negara-negara maju.
Dalam hal penyebab perubahan iklim AS dan Negara maju tercatat sebagai Negara yang paling rakus dalam penggunaan energy yang menjadi penyebab utama perubahan iklim sehingga menyebabkan pemanasan global. ekonomi pasar (liberal) yang mendorong model produksi yang tak henti-hentinya, telah mengubah sumber daya alam menjadi komoditi yang terus-menerus menciptakan permintaan baru merupakan penyebab utama meningkatnya konsumsi akan bahan-bahan bakar fosil di Negara maju.
Proyek utang yang dilakukan oleh World Bank tersebut, tidak hanya menyebabkan krisis iklim, proyek utang tersebut juga mendorong liberalisasi keuangan yang sekarang juga menjadi pemicu terjadinya krisis finansial terkini. kebijakan liberalisasi ekonomi yang mendorong penghapusan subsidi juga mengakibatkan terjadinya krisis pangan yang ditandai dengan naiknya harga-harga bahan pokok makanan. Tudingan lainnya yang muncul adalah Selama tiga dekade institusi keuangan internasional itu menjadikan utang sebagai alat untuk mengintervensi kebijakan negara selatan, termasuk Indonesia, yang mendorong liberalisasi keuangan, ekstraksi kekayaan alam, dan konsentrasi kekayaan kepada segelintir orang.
B.
Solusi
Extractive Industries Review (EIR), yang merupakan komisi
evaluasi independen dari aktivitas-aktivitas Bank Dunia di sektor ekstraktif,
merekomendasikan bahwa Bank Dunia harus segera menghentikan utang untuk
program-program batubara dan keluar dari proyek-proyek utang untuk minyak pada
tahun 2008. Akan tetapi, justru utang Bank Dunia untuk proyek-proyek minyak
meningkat hingga 93% dari US $ 450 Juta ke US $ 869 Juta dari tahun keuangan
2005 ke 2006.
Sedangkan pada tahun 2008 utang Bank Dunia untuk minyak dan gas naik sebesar 97% dari tahun 2007, dengan total sebesar $3 Milyar. Untuk pembiayaan batu bara saja jumlah utang tersebut naik 256% dari tahun 2007. Di Indonesia, utang Bank Dunia lewat IFC untuk PT. Adaro Energy Tbk sebesar $ 25 Juta mendorong penggunaan batu bara sebagai sumber energi yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Dalam rangkaian Pekan Aksi Global Melawan Utang dan Lembaga Keuangan International (Global Week of Action Against Debt and IFIs) pada 13-18 Oktober 2008 yang dilaksanakan serentak di seluruh dunia, kalangan LSM menuntut beberapa hal, diantaranya:
Sedangkan pada tahun 2008 utang Bank Dunia untuk minyak dan gas naik sebesar 97% dari tahun 2007, dengan total sebesar $3 Milyar. Untuk pembiayaan batu bara saja jumlah utang tersebut naik 256% dari tahun 2007. Di Indonesia, utang Bank Dunia lewat IFC untuk PT. Adaro Energy Tbk sebesar $ 25 Juta mendorong penggunaan batu bara sebagai sumber energi yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Dalam rangkaian Pekan Aksi Global Melawan Utang dan Lembaga Keuangan International (Global Week of Action Against Debt and IFIs) pada 13-18 Oktober 2008 yang dilaksanakan serentak di seluruh dunia, kalangan LSM menuntut beberapa hal, diantaranya:
1.
Mendesak dilakukannya penghapusan utang
yang tidak sah (illegitimate debt) Bank Dunia yang memicu terjadinya krisis
iklim.
2.
Penolakan skema utang baru Bank Dunia
untuk perubahan iklim juga
3.
Penolakan skema utang untuk adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim, serta
4.
Mendesak pengakuan dan pembayaran utang
ekologis (ecological debt) negara utara ke negara selatan
Sebenarnya pada tahun 2004, terdapat desakan dari public global kepada World Bank agar menghentikan proyek minyak dan batu baranya. Namun, pada tanggal 22 Juli 2004, Dewan Direktur Bank Dunia memutuskan untuk melanjutkan kebijakan dibidang minyak, gas dan pertambangan yang berarti tetap meletakkan profit bagi korporasi di atas rakyat dan planet.
Desakan dari publik global semakin kuat terhadap Wolfensohn (Presiden Bank Dunia) untuk segera melakukan reformasi kebijakannya dibidang minyak, gas dan pertambangan. Data Bank Dunia sendiri menunjukkan bahwa negara-negara yang bergantung kepada minyak sebagai ekspor utamanya lebih cenderung terlibat perang saudara dibandingkan dengan negara lain.
Padahal seharusnya pada saat itu Pihak Bank Dunia seharusnya sadar akan hal tersbut dan sudah saatnya angkat kaki dari sektor yang destruktif terhadap rakyat dan lingkungan ini. Keterlibatan Bank Dunia dalam sektor ini secara nyata tidak sesuai dengan misi yang diemban oleh Bank Dunia.
Jika Bank Dunia ingin memenuhi mandatnya untuk mencapai pengentasan kemiskinan, maka seharusnya hanya mendukung industri extractif jika sejumlah kondisi 'good governance' dan kondisi yang positif lainnya sudah ada.
Sudah cukup kemerosotan lingkungan yang diakibatkan oleh industri ekstraktif, dan seharusnya pihak Bank Dunia tanpa alasan harus mengadopsi hasil rekomendasi ini dan lebih mendorong investasinya kepada energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Sebenarnya pada tahun 2004, terdapat desakan dari public global kepada World Bank agar menghentikan proyek minyak dan batu baranya. Namun, pada tanggal 22 Juli 2004, Dewan Direktur Bank Dunia memutuskan untuk melanjutkan kebijakan dibidang minyak, gas dan pertambangan yang berarti tetap meletakkan profit bagi korporasi di atas rakyat dan planet.
Desakan dari publik global semakin kuat terhadap Wolfensohn (Presiden Bank Dunia) untuk segera melakukan reformasi kebijakannya dibidang minyak, gas dan pertambangan. Data Bank Dunia sendiri menunjukkan bahwa negara-negara yang bergantung kepada minyak sebagai ekspor utamanya lebih cenderung terlibat perang saudara dibandingkan dengan negara lain.
Padahal seharusnya pada saat itu Pihak Bank Dunia seharusnya sadar akan hal tersbut dan sudah saatnya angkat kaki dari sektor yang destruktif terhadap rakyat dan lingkungan ini. Keterlibatan Bank Dunia dalam sektor ini secara nyata tidak sesuai dengan misi yang diemban oleh Bank Dunia.
Jika Bank Dunia ingin memenuhi mandatnya untuk mencapai pengentasan kemiskinan, maka seharusnya hanya mendukung industri extractif jika sejumlah kondisi 'good governance' dan kondisi yang positif lainnya sudah ada.
Sudah cukup kemerosotan lingkungan yang diakibatkan oleh industri ekstraktif, dan seharusnya pihak Bank Dunia tanpa alasan harus mengadopsi hasil rekomendasi ini dan lebih mendorong investasinya kepada energi terbarukan dan ramah lingkungan.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Dari pemaparan di atas kita dapat
melihat bahwa sebagai lembaga keuangan Internasional Bank dunia memiliki
peranan yang penting dalam memberikan bantuan dan pemecahan masalah baik dalam
masalah keuangan sekaligus strukturalnya dengan tujuan untuk mengentaskan
kemiskinan. Bantuan yang diberikan pada umumnya ditujukan kepada Negara-negara
yang sedang berkembang dalam bentuk pinjaman.
Bank Dunia telah banyak membantu negara-negara dunia ketiga dalam
permodalan bagi pembangunan dalam negerinya masing-masing. Berbagai proyek,
mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, liberalisasi ekonomi
dan keuangan, hingga lingkungan hidup menjadi fokus bagi pengucuran dana
pinjaman berbunga rendah oleh Bank Dunia. Dengan modal pinjaman inilah,
negara-negara berkembang yang notabene adalah negara miskin dan
kekurangan modal, memiliki harapan untuk memperbaiki kondisi ekonominya dan
mengejar ketertinggalan yang sangat jauh dari negara-negara maju.
Bank dunia memegang suatu harapan untuk menjadi penyelamat nagara-negara
yang sedang terpuruk perekonomiannya agar terselesaikan masalahnya. Namun
realita yang terjadi terkadang Bank Dunia justru membuat Negara yang
dinaunginya tersebut semakin terjerat dalam kesuliatan. Bantuan yang diberikan
terkadang hanya menyelesaikan masalah dalam jangka pendek namun memberikan
masalah lain yang lebih besar dalam jangka panjang.
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA??
BalasHapusCasinos Near Casinos in Harrah's Casino in Atlantic City, NJ - MapYRO
BalasHapusA map 거제 출장안마 showing casinos and other gaming facilities 안동 출장샵 located 정읍 출장샵 near Harrah's Casino 삼척 출장마사지 in Atlantic City, 영주 출장마사지 NJ.