Kamis, 13 April 2017

makalah (aspek ekonomi)



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian,pemerataan kesempatan kerja, dan lain-lain.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena didalam studi kelayakan terdapat beberapa aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut dapat digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.
Dalam menyusun suatu kelayakan bisnis, sebagai titik tolak untuk melakukan analisis, diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana bisnis, selain itu juga untuk mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar jika bisnis telah direalisasikan. Berhubungan dengan kemanfaatan dan biaya terhadap lingkungan luar, kedalam dan keluasan analisis yang akan dilakukan tergantung pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan untuk menilai suatu proyek.
B.           Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud aspek ekonomi ?
2.      Hambatan apa saja yang ada di bidang ekonomi ?
3.      Seperti apakah dukungan pemerintah dalam aspek ekonomi ?
4.      Apa saja dampak positif dan negatif dari aspek ekonomi ?

C.           Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui apa itu aspek ekonomi.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui hambatan dalam bidang ekonomi.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui dukungan pemrintah dalam aspek ekonomi.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari aspek ekonomi.



















BAB II
PEMBAHSAN
A.    Pengertian Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondid dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman,  hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun secara tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan Negara republic Indonesia Berdarsarkan Pancasila UUD 1945.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan, perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi, dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahkan pada mantapnya ketahanan ekonomi melalui iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup, serta meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi yang akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan. Aspek ekonomi memiliki 2 sisi yaitu sisi negatif dan sisi positif. Dari segi negatif, aspek ekonomi yaitu penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, pengangguran yang semakin bertambah banyak karena masuknya masyarakat luar. Dari segi positif, aspek ekonomi yaitu pendapatan yang masuk dari pemerintah.

Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan perusahaan. Data makroekonomi tersebut banyak yang dapat dijadikan sebagai indicator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis, misalnya : PDB ( Produk Domestik Bruto ), investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran.
      Sebagai contoh, berikut adalah dua pernyataan yang perlu anda jawab:
1.        Harga sebuah mobil niaga yang paling murah sebelum terjadi krisis di Indonesia hanya berkisar belasan juta rupiah, sedangkan harga setelah masuk millennium baru dimana Negara kita masih berada pada masa krisis, harga mobil niaga paling murah melampaui harga enam puluh juta rupiah. Mengapa demikian? Adakah kondisi seperti ini dipengaruhi oleh situasi inflasi, kurs valas, kredit, perbankan, dan seterusnya?
2.      Apakah anda dapat menyatakan berikut alasannya bahwa kondisi makroekonomi tersebut berperan signifikan pada kondisi perusahaan Indonesia pada umumnya?
Dari dua pertanyaan diatas, kiranya jelas bahwa pengaruh makroekonomi suatu daerah atau Negara secara langsung atau tidak langusng adalah nyata pada rencana bisnis, apalagi bisnis dengan skala yang relatif besar.
Selain menjadikan fakta makroekonomi sebagai input dalam studi kelayakan bisnis, hendaknya perlu dikaji timbal-baliknya, yaitu bahwa bisnis yang direncakan hendaknya bermanfaat bagi pihak lain. Aspek-aspek penilaian manfaat bisnis yang direncakan dapat ditinjau dari beberapa sisi yang penjelasannya disajikan berikut ini.

B.     Sisi Rencana Pembangunan Nasional
Apabila suatu investasi bisa meningkatkang pendapatan masyarakat, maka secara otomatis akan meningkatkan pendapatan nasional. Artinya dengan adanya investasi akan berpengaruh terhadap peningkatan  pendapatan secara nasional dan pendapatan daerah dimana investasi tersebut dilakukan.
Untuk menghitung Pendapatan Nasional dapat dilakukan melallui tiga pendekatan :
a.       Pendekatan Produksi (Production Approach) yaitu nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun tertentu. Cara menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah dengan menjumlahkan nilai seluruh barang dan jasa.
Sektor lapangan usaha untuk menghitung pendapatan nasional :
·         Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
·         Pertambangan dan penggalian
·         Industri pengolahan
·          Listrik, jasa dan air minum
·         Bangunan
·         Perdagangan, hotel dan restoran
·         Pengangkutan dan komunikasi
·         Bank dan lembaga keuangan lainnya
·         Sewa rumah
·         Pemerintah dan pertahanan
·         Jasa-jasa lainnya
b.      Pendekatan Pengeluaran (Ekpenditure Approach) yaitu pendapatan nasional yang dihitung dengan cara menjumlahkan  seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai golongan masyarakat dalam perekonomian. Pengeluaran yang dimaksud disini yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi dan investasi pemerintah,ekspor impor.
c.       Pendekatan Pendapatan (Income Approach)  yaitu pendapatan nasional yang dihitung dengan menjumlahkan balasan jasa yang diterima oleh faktor produksi. Yang termasuk dalam jenis pendapatan yaitu gaji dan upah, sewa,bunga,pajak tidak langsung,penyusutan,laba (keuntungan).

Analisis manfaat proyek ditinjau dari sisi ini, dimaksudkan agar proyek dapat:
1.      Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat
Kegiatan usaha yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja local tidak perlu digantikan oleh tenaga kerja asing. Juga, penggunaan tenaga mesin perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah tidak akan menjadi lebih baik jika menggunakan tenaga bukan mesin atau menggunakan tenaga kerja masyarakat sekitar.
2.      Menggunakan Sumber Daya Lokal
Sumber daya local misalnya bahan baku. Komponen bahan baku produk local jika dimanfaatkan ( dengan catatan kualitas cukup layak sesuai standar ) untuk proses produksi, jelas akan meningkatkan perekonomian di daerah tersebut karena sumber daya lokal ini dapat dijadikan usaha bagi masyarakat.
3.      Menghasilkan dan Menghemat Devisa
Penggunaan bahan baku yang diambil dari produk lokal berarti mengurangi penggunaan bahan impor. Sudah tentu penggunaan bahan baku lokal ini menghemat devisa Negara apalagi jika kandungannya dapat terus ditingkatkan jika perlu sampai 100%. Jika produk yang dihasilkan sebagian atau bahkan seluruhnya untuk pasar ekspor, maka bisnis ini akan menghasilkan devisa.
4.      Menumbuhkan Industri Lain
Dengan adanya proyek bisnis yang baru, diharapkan tumbuh industry lain baik yang sejenis atau industri pendukung lainnya, seperti industri bahan baku maupun industri sebagai dampak positif adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut.
5.      Turut Menyediakan Kebutuhan Konsumen dalam Negeri Sesuai dengan Kemampuan
Sebagian sudah dijelaskan pada (bagian c) diatas, bahwa produk yang dihasilkan atas usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga jika mencukupi tidaklah perlu mengadakan impor yang sudah tentu akan menguras devisa. Oleh karenanya usaha sejenis perlu dikembangkan didalam negeri agar kebutuhan dalam negeri terpenuhi dan juga agar tidak menjadi monopoli.
6.      Menambah Pendapatan Nasional
Sudah jelas bahwa dengan bertumbuhnya bisnis didalam negeri misalnya dengan diproduksinya produk yang dikonsumsi secara baik di dalam negeri, maka impor atas produk dan komponen inputnya berkurang atau bahkan ditiadakan sama sekali. Jika ada permintaan ekspor atas produk tersebut atau bahkan meningkatkan dan produsen dapat memenuhi permintaan itu, sudah tentu bisnis ini akan menambah pendapatan nasional.

Semua proyek bisnis yang direncanakan yang mengacu pada butir-butir di atas mengimplikasikan bahwa proyek ini sejalan dengan rencana pembangunan nasional.

C.    Sisi Distribusi Nilai Tambah
Maksudya adalah agar proyek yang akan dibangun memiliki nilai tambah. Nilai tambah hendaknya dapat dihitung  secara kuantitatif. Dalam perhitungan tersebut, agar lebih mudah, dapat diasumsikan bahwa proyek berproduksi dengan kapasitas normal. Setelah nilai tambah diketahui besarannya, nilai ini selanjutnya dapat didistribusikan. Hendaknya, perhitungan-perhitungan yang dilakukan jelas.
Contoh sederhana perhitungan kuantitatif untuk menentukan nilai tambah disajikan berikut ini.
 

                                                                             Rp. 1000         %


Penerimaan Penjualan                                        378.000           100
Biaya-biaya                                                        209.718           55,5


Nilai tambah kotor                                             168.282           44,5
Biaya Depresiasi & Amortisasi                            33.000             8,7


Nilai tambah bersih                                            135.282           35,8


Dari perhitungan di atas, nilai tambah barsih adalah Rp. 133.282.000,00. Nilai ini selanjutnya didistribusikan kepada pihak-pihak tertentu dengan nilai presentase tertenut pula. Misalnya:


Pihak yang menerima nilai tambah        Presentase                               Nilai


-          Pajak-pajak  bagi pemerintah    15,3                                     Rp. 20.270.000,-
-          Gaji dan upah bagi karyawan                33,3                                    Rp. 45.082.000,-
-          Deviden bagi pemegang saham             21,9                                     Rp. 29.616.000,-
-          Kreditor/bank                                                   29,5                                      Rp. 39.864.000,-
Jumlah                                                  100,0                                  Rp. 135.282.000,-


Jadi, dengan adanya nilai tambah, berarti bisnis yang dijalankan perusahaan meningkatkan kesejahteraan berbagai pihak seperti dicontohkan di atas.
D.    Sisi NIlai Investasi per Tenaga Kerja
Penilaian berikutnya adalah bahwa proyek mampu meningkatkan kesempatan kerja. Salah satu cara mengukur proyek padat modal atau padat karya adalah dengan membagi jumlah investasi ( modal tetap + modal kerja ) dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sehingga didapat nilai investasi per tenaga kerja. Untuk proyek perluasan, perhitungan nilai investasi merupakan jumlah investasi sebelum dan sesudah investasi. Sayangnya, modal ini belum diterapkan di Indonesia. Ukuran yang dipakai hanya berpatokan pada nilai rupiah tertentu, misalnya proyek bisnis dengan nilai lebih besar dari X rupiah adalah padat modal, dan selain itu, berati padat karya.

E.     Hambatan di Bidang Ekonomi
Pelaksanaan pembangunan ekonomi terus dilaksanakan dalam rangka menaikkan atau paling tidak mempertahankan pendapatan yang telah dicapai. Bagi Indonesia, masih banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi, sehingga tidaklah mudah untuk melaksanakan pembangunan ekonomi, yang juga akan berdampak pada aspek social dan politik. Ada beberapa penghambat  Beberapa penghambat pembangunan itu antara lain seperti tertera dibawah ini.
1.      Iklim tropis, menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembab sehingga menurunkan usaha atau gairah kerja manusia, banyak muncul penyakit, serta membuat pertanian kurang menguntungkan.
2.      Produktivitas rendah, ini disebabkan oleh kualitas manusia dan sumber alam yang relative kurang menguntungkan.
3.      Kapitas sedikit, ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas tenaga kerja yang berakibat kepada rendahnya pendapatan Negara, sehingga tabungan sebagai sumber capital juga rendah.
4.      Nilai perdagangan luar negeri yang rendah, ini disebabkan Negara miskin mengandalkan ekspor bahan mentah yang mempunyai elastisitas penawaran permintaan atas perubahan harga yang inelastis. Hal ini dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerugian.
5.      Besarnya pengangguran, hal ini disebabkan karena banyaknya tenaga kerja yang pindah dari desa ke kota dan kota tak mampu menampung tenaga mereka kerena kurangnya factor produksi lain untuk mengimbanginya sehingga terjadilah pengangguran itu.
6.      Besarnya ketimpangan distribusi pendapatan, misalnya keuntungan lebih banyak dimiliki oleh sebagian kecil golongan tertentu saja.
7.      Tekanan penududuk yang berat, hal ini disebabkan antara lain naiknya rata-rata umur manusia dibarengi dengan masih besarnya presentase kenaikan jumlah penduduk yang makin lama makin membebani sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
8.      Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah, hal ini disebabkan karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian utama, disamping itu kualitas alat-alat produksi, pupupk, teknik pengolahan juga masih relatif rendah.
Masih ada kendala-kendala lain yang dapat menghambat pembangunan ekonomi, seperti kelemahan dalam factor budaya ari masyarakat, ketidaksempurnaan pasar, mekanisme dalam rangka meningkatkan jumlah tabungan dalam negeri, kewiraswastaan, dan prioritas dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Selain itu, sudah tentu dengan situasi dan kondisi krisis yang multidimensi yang masih terasa sampai saat ini.

F.     Dukungan Pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan- perusahaan didalam negeri akan menghasilkan devisa bagi Negara. Salah satu bentuk dukungan itu adalah melalui proteksi perdagangan. Proteksi perdagangan merupakan seluruh insentif perdagangan baik berupa proteksi maupun bantuan (subsidi). Oleh karena itu, proteksi perdagangan lebih tepat disebut sebagai insentif perdagangan.
Instrument kebijakan proteksi perdagangan banyak ragamnya, tetapi tujuannya tetap satu, yaitu menimbulkan distorsi pasar dalam artian mencegah adanya pasar persaingan bebas. Instrument kebijakan proteksi perdagangan dapa digolongkan sebagai berikut:
1.      Kebijakan langsung terhadap komoditi yang bersangkutan
a.       Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi atas dua instrument, yaitu :
1)      instrument tariff yang terdiri atas pajak impor,pajak ekspor, dan subsidi ekspor,
2)      instrument Non-tarif terbagi atas dua pembatasan, yaitu: pembatasan kuantitatif, berupa kuota impor dan kuota ekspor, serta pembatasan kualitatif, berupa syarat-syarat kesehatan, kualitas lingkungan, dan karantina.
b.      Kebijakan perdagangan dalam negeri, terbagi atas:
1)     Pajak penjualan, retribusi, dan kewajiban pembayaran lainnya.
2)      Pengaturan distribusi barang
3)      Pengaturan (stabilitas) harga
c.       Kebijakan produksi, terdiri atas:
1)      Subsidi/pajak langsung bagi produsen
2)      Perlindungan harga produksi dan sarana produksi
3)      Pengaturan penggunaan sarana produksi
2.      Kebijakan tidak langsung
Kebijakan ekonomi makro, terdiri dari: over/under valuation nilai tukar, pengaturan suku bunga dan alokasi kredit perbankan, serta kebijakan proteksi terhadap komoditi lainnya.
Dampak dari proteksi perdagangan dapat dilihat paling tidak dari dua aspek, yaitu dampak distorsi dan transfer pendapatan kepada konsumen maupun produsen. Distorsi pasar tidak lain adalah perbedaan antara harga yang berlaku dan harga yang seharusnya terjadi jika tidak ada kebijakan proteksi pemerintah (harga pasar bersaing bebas). Melalui dampaknya terhadap distorsi pasar maka tingkat proteksi dapat diukur melalui beberapa cara, antara lain mengukur perbedaan nilai tambah actual yang diperoleh produsen dengan yang seharusnya diperoleh jika tidak ada proteksi (pasar bersaing bebas). Alat ukur yang digunakan untuk ini ialah tingkat proteksi efektof (ERP= Efective Rate of Protection). Nilai tambah diukur sebagai selisih antara nilai produk akhir dengan nilai produk antara (sarana produksi diluar capital dan tenaga kerja). Dengan demikian ERP mengukur proteksi yang berasal dari distorsi harga produk maupun distorsi harga sarana produksi.

G.    Dampak Aspek Ekonomi
1.      Dampak Postif dari Aspek Ekonomi dengan Adanya Suatu Proyek atau Usaha
a.       Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui :
1)      Terbukanya kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus mengurangi angka pengangguran.
2)      Tersedianya sarana dan prasarana umum yang kelak akan bisa berguna untuk masyarakat banyak juga pemerintah berupa : jalan raya, listrik, sekolah,masjid dan lain-lain.
3)      Tersedianya beragam produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga meningkatkan persaingan dalam menciptakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b.      Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui :
1)      Penggunaaan lahan yang efisien dan efektif
2)      Peningkatan sumber daya alam yang belum terjamah
3)      Pemilikan dan penguasaaan sumber daya alam yang teratur.
c.       Meningkatkan perekonomian pemerintah yaitu:
1)      Menambah peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat.
2)      Pemerataan pendistribusian pendapatan.
3)      Meningkatkan devisa negara.
4)      Memperoleh pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber yang dikelola oleh perusahaan.
5)      Memberikan nilai tambah proses manufaktur.
6)      Menambah jenis dan jumlah aktivitas ekonomi nonformal di masyarakat.
7)      Menimbulkan efek ganda ekonomi.
d.      Pengembangan Wilayah
1)      Meningkatkan pemerataan pembangunan (dengan prioritas daerah tertentu)
2)      Membuka isolasi wilayah dan cakrawala pemikiran masyarakat dengan masuknya pembanguan.
2.      Dampak Negatif dari Aspek Ekonomi dengan Adanya Suatu Proyek atau Usaha
a.       Eksplorasi sumberdaya yang berlebihan.
b.      Masuknya pekerja dari luar yang mengurangi kesempatan atau peluang kerja bagi masyarakat sekitar.

H.    Manfaat Aspek Ekonomi
Pengukuran manfaat ekonomis lebih sulit dibanding dengan pengukuran biaya ekonomis, karena disamping manfaat ekonomis yang diteima secara langsung berupa output proyek yang dapat di ukur dengan satuan moneter , terdapat juga manfaat sekuder yang sulit diukur dengan satuan ekonomi.
Manfaat sekunder ekonomi yang sulit diukur dengan satuan moneter :
1.      Naiknnya tingkat konsumsi.
2.      Membantu pemerataan pendapatan.
3.      Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
4.      Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara)
5.      Mengurangi pengangguaran (menambah kesempatan kerja )
6.      Manfaat sosial budaya, dan lain-lain.
Pengukuran manfaat ekonomi lebih sulit dibanding biaya ekonomi, karena:
1.      Beberapa manfaat primer sulit diukur.
2.      Kebanyakan manfaat memerlukan perkiraan jangka panjang.
3.      Banyak manfaat yang bersifat tidak langsung dan dalam perwujudannya.
Ada manfaat yang dinikmati oleh pihak yang berkembang secara tidak seimbang, artinya kadang-kadang sulit mencapai distributif yang seimbang.



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dalam penelitian studi kelayakan bisnis, aspek ekonomi akan menjawab apakah sebuah bisnis mampu menaikkan atau bahkan justru menurunkan rata-ata pendapatan perkapita di wilayah setempat.
Aspek ekonomi memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi pemerintah akan memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Dalam Aspek ekonomi perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu proyek atau usaha akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak atau sebaliknya.
Aspek ekonomi memiliki 2 sisi yaitu sisi negatif dan sisi positif. Dari segi negatif, aspek ekonomi yaitu penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, pengangguran yang semakin bertambah banyak karena masuknya masyarakat luar. Dari segi positif, aspek ekonomi yaitu pendapatan yang masuk dari pemerintah.















DAFTAR PUSTAKA

Husein, Umar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis.  Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.