BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Studi
kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para
investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah
yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang
tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor
berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi,
bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan
kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari
investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian,pemerataan kesempatan
kerja, dan lain-lain.
Mengingat bahwa
kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan
pertimbangan-pertimbangan tertentu karena didalam studi kelayakan terdapat
beberapa aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil
daripada studi tersebut dapat digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya
proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.
Dalam menyusun
suatu kelayakan bisnis, sebagai titik tolak untuk melakukan analisis,
diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh
lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana
bisnis, selain itu juga untuk mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh
proyek bisnis bagi lingkungan luar jika bisnis telah direalisasikan. Berhubungan
dengan kemanfaatan dan biaya terhadap lingkungan luar, kedalam dan keluasan
analisis yang akan dilakukan tergantung pada kriteria-kriteria yang telah
ditentukan untuk menilai suatu proyek.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
aspek ekonomi ?
2.
Hambatan apa saja
yang ada di bidang ekonomi ?
3.
Seperti apakah
dukungan pemerintah dalam aspek ekonomi ?
4.
Apa saja dampak
positif dan negatif dari aspek ekonomi ?
C.
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat
mengetahui apa itu aspek ekonomi.
2.
Mahasiswa dapat
mengetahui hambatan dalam bidang ekonomi.
3.
Mahasiswa dapat
mengetahui dukungan pemrintah dalam aspek ekonomi.
4.
Mahasiswa dapat
mengetahui dampak positif dan negatif dari aspek ekonomi.
BAB II
PEMBAHSAN
A.
Pengertian
Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondid dinamis
kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan
nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar
maupun dari dalam secara langsung maupun secara tidak langsung untuk menjamin
kelangsungan perekonomian bangsa dan Negara republic Indonesia Berdarsarkan
Pancasila UUD 1945.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi
kehidupan, perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang
sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing
tinggi, dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahkan pada
mantapnya ketahanan ekonomi melalui iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya
fungsi lingkungan hidup, serta meningkatnya daya saing dalam lingkup
perekonomian global.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek
ekonomi yang akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan. Aspek
ekonomi memiliki 2 sisi yaitu sisi negatif dan sisi positif. Dari segi negatif, aspek ekonomi yaitu penggunaan
sumber daya alam yang berlebihan, pengangguran yang semakin bertambah banyak
karena masuknya masyarakat luar. Dari segi positif, aspek ekonomi yaitu
pendapatan yang masuk dari pemerintah.
Cukup
banyak data makro ekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan perusahaan. Data makroekonomi tersebut
banyak yang dapat dijadikan sebagai indicator ekonomi yang dapat diolah menjadi
informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis, misalnya : PDB ( Produk
Domestik Bruto ), investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit perbankan,
anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri dan
neraca pembayaran.
Sebagai contoh, berikut adalah dua
pernyataan yang perlu anda jawab:
1.
Harga sebuah mobil
niaga yang paling murah sebelum terjadi krisis di Indonesia hanya berkisar
belasan juta rupiah, sedangkan harga setelah masuk millennium baru dimana
Negara kita masih berada pada masa krisis, harga mobil niaga paling murah
melampaui harga enam puluh juta rupiah. Mengapa demikian? Adakah kondisi
seperti ini dipengaruhi oleh situasi inflasi, kurs valas, kredit, perbankan,
dan seterusnya?
2. Apakah
anda dapat menyatakan berikut alasannya bahwa kondisi makroekonomi tersebut
berperan signifikan pada kondisi perusahaan Indonesia pada umumnya?
Dari
dua pertanyaan diatas, kiranya jelas bahwa pengaruh makroekonomi suatu daerah
atau Negara secara langsung atau tidak langusng adalah nyata pada rencana
bisnis, apalagi bisnis dengan skala yang relatif besar.
Selain
menjadikan fakta makroekonomi sebagai input dalam studi kelayakan bisnis,
hendaknya perlu dikaji timbal-baliknya, yaitu bahwa bisnis yang direncakan
hendaknya bermanfaat bagi pihak lain. Aspek-aspek penilaian manfaat bisnis yang
direncakan dapat ditinjau dari beberapa sisi yang penjelasannya disajikan
berikut ini.
B.
Sisi
Rencana Pembangunan Nasional
Apabila
suatu investasi bisa meningkatkang pendapatan masyarakat, maka secara otomatis
akan meningkatkan pendapatan nasional. Artinya dengan adanya investasi akan berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan secara nasional dan pendapatan daerah dimana
investasi tersebut dilakukan.
Untuk
menghitung Pendapatan Nasional dapat dilakukan melallui tiga pendekatan :
a.
Pendekatan Produksi (Production Approach) yaitu
nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu
tahun tertentu. Cara menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi
adalah dengan menjumlahkan nilai seluruh barang dan jasa.
Sektor lapangan usaha untuk menghitung pendapatan nasional :
·
Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
·
Pertambangan dan penggalian
·
Industri pengolahan
·
Listrik, jasa dan air minum
·
Bangunan
·
Perdagangan, hotel dan restoran
·
Pengangkutan dan komunikasi
·
Bank dan lembaga keuangan lainnya
·
Sewa rumah
·
Pemerintah dan pertahanan
·
Jasa-jasa lainnya
b. Pendekatan
Pengeluaran (Ekpenditure Approach) yaitu pendapatan nasional yang dihitung dengan cara
menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai golongan
masyarakat dalam perekonomian. Pengeluaran yang dimaksud disini yaitu
pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi dan investasi pemerintah,ekspor
impor.
c. Pendekatan
Pendapatan (Income Approach) yaitu pendapatan nasional yang
dihitung dengan menjumlahkan balasan jasa yang diterima oleh faktor produksi.
Yang termasuk dalam jenis pendapatan yaitu gaji dan upah, sewa,bunga,pajak
tidak langsung,penyusutan,laba (keuntungan).
Analisis manfaat
proyek ditinjau dari sisi ini, dimaksudkan agar proyek dapat:
1. Memberikan
kesempatan kerja bagi masyarakat
Kegiatan
usaha yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja local tidak perlu digantikan oleh
tenaga kerja asing. Juga, penggunaan tenaga mesin perlu dipertimbangkan
terlebih dahulu apakah tidak akan menjadi lebih baik jika menggunakan tenaga
bukan mesin atau menggunakan tenaga kerja masyarakat sekitar.
2. Menggunakan
Sumber Daya Lokal
Sumber
daya local misalnya bahan baku. Komponen bahan baku produk local jika
dimanfaatkan ( dengan catatan kualitas cukup layak sesuai standar ) untuk
proses produksi, jelas akan meningkatkan perekonomian di daerah tersebut karena
sumber daya lokal ini dapat dijadikan usaha bagi masyarakat.
3. Menghasilkan
dan Menghemat Devisa
Penggunaan
bahan baku yang diambil dari produk lokal berarti mengurangi penggunaan bahan
impor. Sudah tentu penggunaan bahan baku lokal ini menghemat devisa Negara
apalagi jika kandungannya dapat terus ditingkatkan jika perlu sampai 100%. Jika
produk yang dihasilkan sebagian atau bahkan seluruhnya untuk pasar ekspor, maka
bisnis ini akan menghasilkan devisa.
4. Menumbuhkan
Industri Lain
Dengan
adanya proyek bisnis yang baru, diharapkan tumbuh industry lain baik yang
sejenis atau industri pendukung lainnya, seperti industri bahan baku maupun
industri sebagai dampak positif adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut.
5. Turut
Menyediakan Kebutuhan Konsumen dalam Negeri Sesuai dengan Kemampuan
Sebagian
sudah dijelaskan pada (bagian c) diatas, bahwa produk yang dihasilkan atas
usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga jika mencukupi
tidaklah perlu mengadakan impor yang sudah tentu akan menguras devisa. Oleh
karenanya usaha sejenis perlu dikembangkan didalam negeri agar kebutuhan dalam
negeri terpenuhi dan juga agar tidak menjadi monopoli.
6. Menambah
Pendapatan Nasional
Sudah
jelas bahwa dengan bertumbuhnya bisnis didalam negeri misalnya dengan
diproduksinya produk yang dikonsumsi secara baik di dalam negeri, maka impor
atas produk dan komponen inputnya berkurang atau bahkan ditiadakan sama sekali.
Jika ada permintaan ekspor atas produk tersebut atau bahkan meningkatkan dan
produsen dapat memenuhi permintaan itu, sudah tentu bisnis ini akan menambah
pendapatan nasional.
Semua
proyek bisnis yang direncanakan yang mengacu pada butir-butir di atas
mengimplikasikan bahwa proyek ini sejalan dengan rencana pembangunan nasional.
C.
Sisi
Distribusi Nilai Tambah
Maksudya
adalah agar proyek yang akan dibangun memiliki nilai tambah. Nilai tambah
hendaknya dapat dihitung secara
kuantitatif. Dalam perhitungan tersebut, agar lebih mudah, dapat diasumsikan
bahwa proyek berproduksi dengan kapasitas normal. Setelah nilai tambah
diketahui besarannya, nilai ini selanjutnya dapat didistribusikan. Hendaknya,
perhitungan-perhitungan yang dilakukan jelas.
Contoh
sederhana perhitungan kuantitatif untuk menentukan nilai tambah disajikan
berikut ini.
Rp.
1000 %
Penerimaan
Penjualan 378.000 100
Biaya-biaya 209.718 55,5
Nilai tambah
kotor 168.282 44,5
Biaya Depresiasi
& Amortisasi 33.000 8,7
Nilai tambah
bersih 135.282 35,8
Dari
perhitungan di atas, nilai tambah barsih adalah Rp. 133.282.000,00. Nilai ini
selanjutnya didistribusikan kepada pihak-pihak tertentu dengan nilai presentase
tertenut pula. Misalnya:
Pihak
yang menerima nilai tambah Presentase Nilai
-
Pajak-pajak bagi pemerintah 15,3 Rp. 20.270.000,-
-
Gaji dan upah bagi
karyawan 33,3 Rp.
45.082.000,-
-
Deviden bagi pemegang
saham 21,9 Rp.
29.616.000,-
-
Kreditor/bank 29,5 Rp. 39.864.000,-
Jumlah 100,0 Rp.
135.282.000,-
Jadi, dengan adanya nilai tambah,
berarti bisnis yang dijalankan perusahaan meningkatkan kesejahteraan berbagai
pihak seperti dicontohkan di atas.
D.
Sisi
NIlai Investasi per Tenaga Kerja
Penilaian
berikutnya adalah bahwa proyek mampu meningkatkan kesempatan kerja. Salah satu
cara mengukur proyek padat modal atau padat karya adalah dengan membagi jumlah
investasi ( modal tetap + modal kerja ) dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat
sehingga didapat nilai investasi per tenaga kerja. Untuk proyek perluasan,
perhitungan nilai investasi merupakan jumlah investasi sebelum dan sesudah
investasi. Sayangnya, modal ini belum diterapkan di Indonesia. Ukuran yang
dipakai hanya berpatokan pada nilai rupiah tertentu, misalnya proyek bisnis
dengan nilai lebih besar dari X rupiah adalah padat modal, dan selain itu,
berati padat karya.
E.
Hambatan
di Bidang Ekonomi
Pelaksanaan
pembangunan ekonomi terus dilaksanakan dalam rangka menaikkan atau paling tidak
mempertahankan pendapatan yang telah dicapai. Bagi Indonesia, masih banyak
tantangan dan hambatan yang dihadapi, sehingga tidaklah mudah untuk
melaksanakan pembangunan ekonomi, yang juga akan berdampak pada aspek social
dan politik. Ada beberapa penghambat
Beberapa penghambat pembangunan itu antara lain seperti tertera dibawah ini.
1.
Iklim tropis, menyebabkan
terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembab sehingga menurunkan usaha
atau gairah kerja manusia, banyak muncul penyakit, serta membuat pertanian
kurang menguntungkan.
2. Produktivitas rendah, ini disebabkan oleh
kualitas manusia dan sumber alam yang relative kurang menguntungkan.
3. Kapitas sedikit, ini disebabkan oleh
rendahnya produktivitas tenaga kerja yang berakibat kepada rendahnya pendapatan
Negara, sehingga tabungan sebagai sumber capital juga rendah.
4. Nilai perdagangan luar negeri yang rendah, ini
disebabkan Negara miskin mengandalkan ekspor bahan mentah yang mempunyai
elastisitas penawaran permintaan atas perubahan harga yang inelastis. Hal ini
dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerugian.
5. Besarnya pengangguran, hal ini disebabkan
karena banyaknya tenaga kerja yang pindah dari desa ke kota dan kota tak mampu
menampung tenaga mereka kerena kurangnya factor produksi lain untuk mengimbanginya
sehingga terjadilah pengangguran itu.
6. Besarnya ketimpangan distribusi pendapatan, misalnya
keuntungan lebih banyak dimiliki oleh sebagian kecil golongan tertentu saja.
7. Tekanan penududuk yang berat, hal
ini disebabkan antara lain naiknya rata-rata umur manusia dibarengi dengan
masih besarnya presentase kenaikan jumlah penduduk yang makin lama makin
membebani sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
8. Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah, hal
ini disebabkan karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian utama,
disamping itu kualitas alat-alat produksi, pupupk, teknik pengolahan juga masih
relatif rendah.
Masih
ada kendala-kendala lain yang dapat menghambat pembangunan ekonomi, seperti
kelemahan dalam factor budaya ari masyarakat, ketidaksempurnaan pasar,
mekanisme dalam rangka meningkatkan jumlah tabungan dalam negeri,
kewiraswastaan, dan prioritas dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Selain
itu, sudah tentu dengan situasi dan kondisi krisis yang multidimensi yang masih
terasa sampai saat ini.
F.
Dukungan
Pemerintah
Pemerintah
mempunyai kepentingan agar perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan didalam negeri akan menghasilkan devisa bagi Negara. Salah satu
bentuk dukungan itu adalah melalui proteksi perdagangan. Proteksi perdagangan
merupakan seluruh insentif perdagangan baik berupa proteksi maupun bantuan
(subsidi). Oleh karena itu, proteksi perdagangan lebih tepat disebut sebagai
insentif perdagangan.
Instrument
kebijakan proteksi perdagangan banyak ragamnya, tetapi tujuannya tetap satu,
yaitu menimbulkan distorsi pasar dalam artian mencegah adanya pasar persaingan
bebas. Instrument kebijakan proteksi perdagangan dapa digolongkan sebagai
berikut:
1.
Kebijakan langsung terhadap komoditi yang bersangkutan
a. Kebijakan perdagangan luar negeri
terbagi atas dua
instrument, yaitu :
1) instrument
tariff yang terdiri atas pajak impor,pajak ekspor, dan subsidi ekspor,
2) instrument
Non-tarif terbagi atas dua pembatasan, yaitu: pembatasan kuantitatif, berupa
kuota impor dan kuota ekspor, serta pembatasan kualitatif, berupa syarat-syarat
kesehatan, kualitas lingkungan, dan karantina.
b. Kebijakan perdagangan dalam negeri, terbagi
atas:
1) Pajak
penjualan, retribusi, dan kewajiban pembayaran lainnya.
2) Pengaturan
distribusi barang
3) Pengaturan
(stabilitas) harga
c. Kebijakan produksi,
terdiri atas:
1) Subsidi/pajak
langsung bagi produsen
2) Perlindungan
harga produksi dan sarana produksi
3) Pengaturan
penggunaan sarana produksi
2.
Kebijakan tidak langsung
Kebijakan
ekonomi makro, terdiri dari: over/under
valuation nilai tukar, pengaturan suku bunga dan alokasi kredit perbankan,
serta kebijakan proteksi terhadap komoditi lainnya.
Dampak
dari proteksi perdagangan dapat dilihat paling tidak dari dua aspek, yaitu
dampak distorsi dan transfer pendapatan kepada konsumen maupun produsen.
Distorsi pasar tidak lain adalah perbedaan antara harga yang berlaku dan harga
yang seharusnya terjadi jika tidak ada kebijakan proteksi pemerintah (harga
pasar bersaing bebas). Melalui dampaknya terhadap distorsi pasar maka tingkat
proteksi dapat diukur melalui beberapa cara, antara lain mengukur perbedaan
nilai tambah actual yang diperoleh produsen dengan yang seharusnya diperoleh
jika tidak ada proteksi (pasar bersaing bebas). Alat ukur yang digunakan untuk
ini ialah tingkat proteksi efektof (ERP= Efective
Rate of Protection). Nilai tambah diukur sebagai selisih antara nilai
produk akhir dengan nilai produk antara (sarana produksi diluar capital dan
tenaga kerja). Dengan demikian ERP mengukur proteksi yang berasal dari distorsi
harga produk maupun distorsi harga sarana produksi.
G.
Dampak Aspek
Ekonomi
1.
Dampak Postif dari Aspek Ekonomi dengan Adanya Suatu Proyek atau Usaha
a.
Dapat meningkatkan
ekonomi rumah tangga melalui :
1)
Terbukanya
kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus mengurangi angka
pengangguran.
2)
Tersedianya sarana
dan prasarana umum yang kelak akan bisa berguna untuk masyarakat banyak juga pemerintah
berupa : jalan raya, listrik, sekolah,masjid dan lain-lain.
3)
Tersedianya beragam
produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga meningkatkan persaingan dalam menciptakan dan memenuhi
kebutuhan masyarakat.
b.
Menggali, mengatur
dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui :
1)
Penggunaaan lahan
yang efisien dan efektif
2)
Peningkatan sumber
daya alam yang belum terjamah
3)
Pemilikan dan
penguasaaan sumber daya alam yang teratur.
c.
Meningkatkan
perekonomian pemerintah yaitu:
1)
Menambah peluang
dan kesempatan kerja bagi masyarakat.
2)
Pemerataan
pendistribusian pendapatan.
3)
Meningkatkan devisa
negara.
4)
Memperoleh
pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber yang dikelola oleh perusahaan.
5)
Memberikan nilai
tambah proses manufaktur.
6)
Menambah jenis dan
jumlah aktivitas ekonomi nonformal di masyarakat.
7)
Menimbulkan efek
ganda ekonomi.
d.
Pengembangan
Wilayah
1)
Meningkatkan
pemerataan pembangunan (dengan prioritas daerah tertentu)
2)
Membuka isolasi
wilayah dan cakrawala pemikiran masyarakat dengan masuknya pembanguan.
2. Dampak
Negatif dari Aspek Ekonomi dengan Adanya
Suatu Proyek atau Usaha
a. Eksplorasi
sumberdaya yang berlebihan.
b. Masuknya
pekerja dari luar yang mengurangi kesempatan atau peluang kerja bagi masyarakat
sekitar.
H.
Manfaat Aspek
Ekonomi
Pengukuran manfaat ekonomis
lebih sulit dibanding dengan pengukuran biaya ekonomis, karena disamping
manfaat ekonomis yang diteima secara langsung berupa output proyek yang dapat
di ukur dengan satuan moneter , terdapat juga manfaat sekuder yang sulit diukur
dengan satuan ekonomi.
Manfaat sekunder ekonomi yang
sulit diukur dengan satuan moneter :
1.
Naiknnya tingkat
konsumsi.
2.
Membantu pemerataan
pendapatan.
3.
Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
4.
Mengurangi
ketergantungan (menambah swadaya negara)
5.
Mengurangi
pengangguaran (menambah kesempatan kerja )
6.
Manfaat sosial
budaya, dan lain-lain.
Pengukuran manfaat ekonomi lebih sulit dibanding biaya
ekonomi, karena:
1.
Beberapa manfaat
primer sulit diukur.
2.
Kebanyakan manfaat
memerlukan perkiraan jangka panjang.
3.
Banyak manfaat yang
bersifat tidak langsung dan dalam perwujudannya.
Ada manfaat yang dinikmati oleh pihak yang berkembang
secara tidak seimbang, artinya kadang-kadang sulit mencapai distributif yang
seimbang.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam penelitian studi kelayakan bisnis, aspek ekonomi
akan menjawab apakah sebuah bisnis mampu menaikkan atau bahkan justru
menurunkan rata-ata pendapatan perkapita di wilayah setempat.
Aspek ekonomi memberikan peluang untuk meningkatkan
pendapatan, sedangkan bagi pemerintah akan memberikan pemasukan berupa
pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Dalam Aspek
ekonomi perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu proyek atau usaha akan
memberikan manfaat kepada berbagai pihak atau sebaliknya.
Aspek ekonomi memiliki 2 sisi yaitu sisi negatif dan sisi
positif. Dari segi negatif, aspek ekonomi yaitu penggunaan sumber daya alam
yang berlebihan, pengangguran yang semakin bertambah banyak karena masuknya
masyarakat luar. Dari segi positif, aspek ekonomi yaitu pendapatan yang masuk
dari pemerintah.
DAFTAR
PUSTAKA
Husein, Umar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.